Apa arti dari Mujahadah dan Riyadhoh

Apa arti dari Mujahadah dan Riyadhoh

Definisi mujahadah menurut arti bahasa, syar’i, dan istilah ahli hakikat sebagaimana dimuat dalam kitab Jami’ul Ushul Fil-Auliya, hal 221 : “Mujahadah menurut bahasa adalah perang, menurut aturan syara’ adalah perang melawan musuh-musuh Alloh, dan menurut istilah ahli hakikat adalah memerangi nafsu amarah bis-suu’ dan memberi beban kepadanya untuk melakukan sesuatu yang berat baginya yang sesuai dengan aturan syara’ (agama).


Apa arti dari Mujahadah dan Riyadhoh

Sebagian Ulama mengatakan:”Mujahadah adalah tidak menuruti kehendak nafsu”, dan ada lagi yang mengatakan; “Mujahadah adalah menahan nafsu dari kesenangannya” Mujahadah adalah sarana dari hidayah rohani kepada Allah dan ridhaNya , sedangkan hidayah merupakan permulaan dari takwa (Muhammad 17), jadi dalam mujahadah terkandung unsur melawan hawa nafsu secara terus menerus. Pengertian mujahadah secara umum adalah : berjuang, bersungguh-sungguh, berpegang melawan musuh.

Sementara pengertian Riyadhoh menurut bahasa adalah olahraga, latihan. Sedangkan menurut istilah Riyadhoh adalah Latihan Penyempurnaan diri secara terus menerus melalui zikir dan pendekatan diri yang datangnya dari Allah SWT ditujukan kepada Hamba-Nya.
Dasar Mujahadah Dan Riyadhoh:
  1. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. kamu mendapat keberuntungan.(Al Maidah)
69. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Al Ankabut)

78. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu[993], dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik- baik Penolong.(Al Hajj)


Melakukan riyadah bagi seseorang tentu akan memberikan beragam manfaat luar biasa bagi kehidupannya. Pada umumnya ia akan menemukan jatidirinya. Tentu ada faktor penting yang punya peran dalam pengungkapan rahasia itu, yaitu adanya daya nalar kritis. Semakin luas perspektif seseorang maka dengan sendirinya jatidiri itu akan cepat didapatkan.

Menyadari akan bentuk kegelisahan yang senantiasa menghujam bukanlah sesuatu hal baru dialami insan lemah. Hidup manusia tidak akan terlepas dari susah, senang, gelisah, galau, takut, hina, kecewa, sombong, dendam, iri dan lain sebagainya. Menyadari realitas hidup demikian, menjalani riyadah hakikatnya untuk mengais ketenangan jiwa. Mengeliminasi segala bentuk pemikiran negatif yang menyesatkan jalan hidup. 

Umat di era millenial memang rentan dengan gelisah dan penyakit hati lainnya. Kegiatan yang sangat padat telah menggiring pemikiran yang skeptis kendati otaknya cerdas. Pemanfaatan waktu telah menjajah mindset seseorang ke lembah impian yang tidak berkesudahan. Hasrat yang menggebu dalam menggapai segala impian materi tentang hidup yang wajib lebih baik dari sebelumnya. 

Sikap hubbud dunya manusia sekarang telah menjauhkan mereka kepada Sang Pencipta. Menghanguskan beragam akhlak mulia yang semestinya masih melekat di dinding hati. Mereka terus dikejar waktu. Mereka seakan ingin mengalahkan waktu, tapi justru dirinya yang ditenggelamkan waktu sampai begitu dalam. 

Hidup terburu-buru. Waktu untuk berlama-lama dengan keluarga begitu sempit, apalagi dengan tetangga. Lebih-lebih kepada Tuhan yang menciptakan kita. Sementara kita setiap hari bergelimang dengan dosa. Dan kita tidak memanfaatkan waktu itu sebaik mungkin. Kita alpa akan rumus hidup yang indah, bahwa hidup harus seimbang: Ibadah, kerja, dan istirahat. Seperti pola makan, supaya tubuh sehat maka butuh keseimbangan agar tidak mudah diteror dengan penyakit. 

Arti Riyadah
 
Pengertian riyadah menurut bahasa adalah olahraga, latihan. Sedangkan menurut istilah, riyadah adalah latihan penyempurnaan diri secara terus menerus melalui zikir dan pendekatan diri kepada Sang Khalik. Dalam kajian tasawuf, riyadah diartikan sebagai olah jiwa, yakni dengan menjalankan ibadah dan menundukkan keinginan nafsu syahwat. 

Dalam Al-Quran surah Al-Maidah: 35, Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” 

Jadi riyadah merupakan sebuah proses yang mau tidak mau harus manusia jalani sebagai balancing sistem dari perkara hidup. Problema hidup tidak akan sirna dalam diri seseorang. Siklus kehidupan manusia saban hari akan terus mengalir, senantiasa berubah setiap waktu berlalu. 

Manfaat Riyadah
 
Pola hidup yang tidak seimbang menatalkan beragam kegelisahan yang menyeruak dari dasar hati. Jika sindrom ini dibiarkan terus berlarut-larut, ujungnya akan berbuah frustrasi dan penyakit rohani. Hal ini adalah rumus sederhana dalam kehidupan di alam semesta. Semua orang tahu, bahwa menjalankan riyadah besar faedahnya. Tapi berapa banyak orang yang bisa mempraktekkan riyadah.
Solusi terbaik dalam memberangus kegelisahan rohani adalah dengan jalan riyadah. Sebab dengan jalan riyadah orang tidak akan tenggelam pada kesedihan begitu dalam jika ia tertimpa musibah. Sebaliknya ia tidak akan terbahak-bahak kalau dirinya mengalami kebahagiaan. Yang ada hanya sujud syukur dalam setiap mendapatkan pemberian-Nya; baik senang maupun susah.

KESIMPULAN – Arti mujahadah menurut bahasa adalah perang, menurut aturan syara’ adalah perang melawan musuh-musuh Alloh, dan menurut istilah ahli hakikat adalah memerangi nafsu amarah bis-suu’ dan memberi beban kepadanya untuk melakukan sesuatu yang berat baginya yang sesuai dengan aturan syara’ (agama). –

Riyadhoh menurut bahasa adalah olahraga, latihan. Sedangkan menurut istilah Riyadhoh adalah Latihan Penyempurnaan diri secara terus menerus melalui zikir dan pendekatan diri yang datangnya dari Allah SWT ditujukan kepada Hamba-Nya.

Untuk Membangun sebab-sebab agar hati seorang hamba menjadi khusu’, satu-satunya cara ialah, hendaklah seorang hamba melaksanakan mujahadah di jalan Allah Ta’ala. Karena dengan mujahadah itu supaya Allah Ta’ala memberikan futuh (terbukanya pintu hati)

Mudah mudahan ada manfaatnya khususnya untuk Saya dan Anda terima kasih.
Agus Duradjak

Saya dapat membantu Anda sebagai Trip Planner and Event Organizer di Ciwidey .

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama